SBY Di Nilai Gelisah Dengan Pola Kampanye Prabowo Sandi

JAKARTA RS - Surat Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menunjukkan kegelisahan beliau terhadap kampanye terbuka Prabowo-Sandiaga di Gelora Bung Karno (GBK), kemarin, yang jauh dari cerminan inklusivitas dan penghargaan atas nilai-nilai pluralitas Indonesia sebagai bangsa majemuk.

Kepala Rumah Aspirasi Jokowi-Amin, Michael Umbas mengatakan, sikap ini melegakan dan menegaskan bahwa SBY lebih mementingkan kesinambungan nilai-nilai kemajemukan sebagai ciri bahkan arus utama dalam demokrasi dan berbagai artikulasi dan ekspresi berpolitik.

"Sebagai mantan Presiden, SBY memiliki sensitivitas terhadap potensi-potensi penguatan politik identitas yang akan menggerus nilai-nilai keberagaman dan toleransi yang dibangun bahkan sebelum republik ini berdiri. Politik yang mengayomi semua warga negara yang plural itulah yang penting dan esensial sesuai dengan ideologi bangsa, yakni Pancasila," ungkap Umbas dalam keterangannya, Senin (8/4/2019).

Menurut dia, sikap SBY tersebut tentu belum terlambat sebelum Pilpres 17 April nanti. Sebab, kata Umbas, rakyat tetap menaruh harapan perhelatan demokrasi ini akan berlangsung tanpa dominasi kekuatan kelompok massa dan ancaman kekerasan verbal dan non verbal, sehingga tidak akan memutus rantai kebersamaan, persahabatan dan persatuan sebagai sesama anak bangsa.

Umbas menambahkan, kampanye akbar Prabowo-Sandi di SUGBK, Jakarta, kemarin, terkesan eksklusif. Kemudian, tidak inklusif, dan tidak lazim sekaligus jauh dari nilai-nilai keindonesiaan.

"Kampanye Pilpres sudah sepatutnya dapat diikuti seluruh lapisan masyarakat. Tanpa memandang latar belakang suku, agama maupun identitas," tutur dia.

Bercermin pada kampanye Jokowi-KH Ma’ruf Amin. Dalam setiap perhelatan kampanye di daerah selalu disambut antusias oleh rakyat.

"Pak Jokowi tampil mengedepankan programnya seperti tiga kartu yaitu Kartu Indonesia Pintar Kuliah, Kartu Pra Kerja, dan Kartu Sembako Murah. Semua yang hadir tercerdaskan secara politik. Rakyat yang mengikuti kampanye-kampanye Jokowi-KH Ma’ruf Amin pun berasal dari berbagai latar belakang. Pak Jokowi memberi bukti sangat menghargai segala bentuk perbedaan," urai Umbas.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto juga menananggapi surat SBY yang berisi kritikan terhadap kampanye Prabowo-Sandi.

“Kami bisa memahami kegelisahan dari SBY, terlebih dalam putaran terakhir ini, Prabowo menampilkan sosok yang mudah emosional,” kata Hasto.

“Kemudian menampilkan kampanye yang berbeda jauh dari yang diharapkan SBY. Kampanye tidak lazim, kampanyenya tidak inklusif dan sangat ekslusif, dan itu tidak mencerminkan ke-Indonesiaan kita. Dia (SBY) sosok pemimpin yang santun yang tidak menyukai kata-kata kasar, fitnah, dan hoaks yang selama ini banyak dilakukan oleh pendukung Prabowo-Sandiaga,” tambah Hasto.

 

 

 

Sumber : Okezone.com



[Ikuti Terus RiauSindo Melalui Sosial Media]