Kisah Haru Ayu, Bocah 11 Tahun yang Berjuang Hidupi Ibu Sakit di Tengah Kerasnya Kota

INHU, (Riausindo.com) — Di balik gemerlap kehidupan kota, tersimpan kisah pilu tentang perjuangan bocah kecil bernama Ayu, siswi sekolah dasar berusia 11 tahun yang harus memanggul beban hidup terlalu berat untuk usianya.
Ayah Ayu telah lama tiada. Sejak itulah, kehidupan mereka berubah. Bersama sang ibu yang kini sakit-sakitan dan renta, Ayu tinggal di sebuah gubuk reyot tak jauh dari Tempat Pemakaman Umum (TPU). Setiap hari, ia berjuang untuk bertahan hidup dari hasil dagangan kecil di jalanan.
Sejak usia tujuh tahun, Ayu sudah akrab dengan kerasnya panas aspal dan kebisingan kendaraan. Di bawah terik matahari, ia menjajakan kerupuk, keripik pisang, hingga tisu dengan keuntungan hanya Rp500 per bungkus. Dalam sehari, ia hanya bisa membawa pulang uang Rp5.000 hingga Rp10.000, hasil yang ia kumpulkan dengan penuh sabar.
“Untung jualan ini aku belikan beras buat makan sama ibu. Kalau lebih, aku tabung buat beli buku atau seragam,” ucap Ayu dengan suara lirih, matanya berkaca-kaca menahan tangis.
Seragam merah-putih yang ia kenakan sudah pudar dan sobek di beberapa bagian. Namun, Ayu tetap memakainya setiap hari ke sekolah, karena baginya seragam itu adalah simbol perjuangan dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Meski harus menahan lapar dan lelah, Ayu tak pernah mengeluh. Ia hanya ingin ibunya sembuh dan bisa kembali tersenyum. “Aku mau terus sekolah, biar nanti bisa bantu ibu,” katanya singkat.
Kisah Ayu menjadi potret nyata kehidupan yang sering luput dari perhatian banyak orang. Di tengah zaman yang serba sibuk dan individualistis, masih ada hati kecil yang berjuang dengan penuh ketulusan untuk bertahan hidup dan menjaga harapan.
Semoga kisah ini bisa membuka mata dan hati kita semua untuk lebih peduli terhadap sesama — karena di sekitar kita, selalu ada perjuangan yang tak terlihat, tapi begitu nyata.
(Bersambung...) AR
Tulis Komentar