Ketika Banjir Merenggut Nyaman, Harapan Tertinggal di Pangkalan Kerinci

Riausindo, PELALAWAN - Hujan deras yang mengguyur Pangkalan Kerinci sejak Senin sore hingga Selasa pagi (7/1/2025) meninggalkan duka bagi warga. Genangan air setinggi lutut orang dewasa melumpuhkan beberapa ruas jalan utama dan merendam sejumlah kawasan pemukiman. Kota yang menjadi Ibukota Kabupaten Pelalawan itu kini seperti berubah menjadi danau dadakan.
Pantauan riausindo.com menunjukkan, beberapa titik banjir di pusat kota menjadi perhatian serius. Simpang Kualo, Jalan Beringin, Perumahan Griya Acasia Asri, Perumahan Permata Andalan, hingga Jalan Lintas Timur depan Hotel Aini, semuanya terendam. Bahkan, kawasan strategis seperti Jalur Lintas Timur juga tak luput dari genangan akibat drainase yang tidak mampu menampung curah hujan yang tinggi.
Atan ( 32) , seorang warga yang tinggal di Perumahan Griya Acasia Asri, mengungkapkan rasa cemasnya. "Air di kompleks kami cukup tinggi, mencapai lutut orang dewasa. Meskipun sekarang sudah mulai surut, kondisi semalam sangat mengkhawatirkan," ujarnya dengan nada prihatin.
Ketua Tim Satgas Banjir Kabupaten Pelalawan, Fakhrizal, melalui Kepala BPBD Zulfan, menyebutkan bahwa persoalan banjir ini adalah masalah klasik yang berulang setiap kali hujan deras melanda. "Drainase yang tidak berfungsi maksimal menjadi penyebab utama. Air meluap ke jalan dan masuk ke pemukiman warga," ungkapnya.
Kawasan seperti Jalan Seminai, Jalan Pemda, Jalan BTN Lama, hingga Jalan Akasia juga menjadi saksi bisu bagaimana derasnya air merenggut ketenangan warga. Hujan yang biasanya menjadi berkah, kini berubah menjadi bencana kecil yang menuntut perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Pelalawan.
Banjir di Pangkalan Kerinci bukan sekadar genangan air; ia adalah alarm bagi kita semua. Ketika air menggenangi rumah dan jalan, ia membawa serta rasa khawatir, ketidaknyamanan, dan bahkan ancaman bagi kesehatan serta keselamatan. Diperlukan langkah konkret dan kolaborasi semua pihak untuk memastikan masalah ini tidak lagi menjadi rutinitas saat musim hujan tiba.
Hujan boleh jadi anugerah, tetapi jika tidak diimbangi dengan tata kelola infrastruktur yang baik, ia akan terus menjadi musibah. Bagi warga Pangkalan Kerinci, ini bukan sekadar banjir. Ini adalah panggilan untuk perubahan.*** JC
Tulis Komentar