Kepemimpinan Tepat untuk Kemajuan Riau

 

Pekanbaru -Pada usianya yang ke-100 tahun pada tahun 2045, Indonesia harus telah menjelma menjadi negara besar dan mandiri. Presiden terpilih, Prabowo Subianto, menegaskan tekadnya untuk membawa bangsa ini menuju era kejayaan, di mana Indonesia berdaulat pangan dan masyarakatnya sejahtera.

Harapan ini bukanlah mimpi tanpa dasar. Indonesia memiliki potensi luar biasa yang, jika dikelola dengan bijaksana, dapat mendorong bangsa ini menuju puncak kejayaan. Sumber daya alam yang melimpah, baik di darat maupun di laut, serta kekayaan tambang di perut bumi, merupakan modal besar yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Selain itu, masyarakat Indonesia memiliki keunggulan budaya dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan. Namun, tantangan terbesar terletak pada bagaimana arah dan kebijakan yang diambil mampu menyatukan potensi sumber daya alam dan manusia untuk menciptakan ekonomi yang kokoh dan tangguh.

Kunci utama untuk mewujudkan visi ini adalah kepemimpinan yang bijaksana dan efektif. Kebijakan yang diambil haruslah tepat dan berlandaskan pijakan pemikiran yang benar. Ketepatan dalam berpikir akan menghasilkan kebijakan yang membawa kemajuan, sedangkan kesalahan dalam berpikir hanya akan menghasilkan kebijakan yang merugikan.

Di daerah seperti Riau, peran pemimpin lokal sangat krusial. Pemimpin yang memahami problematika daerahnya dan mampu menciptakan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan fisik, tradisi, dan kultur masyarakat setempat akan menjadi motor penggerak kemajuan. Sebaliknya, pemimpin yang tidak paham atau tidak peduli hanya akan menjadi penghalang bagi kemajuan daerahnya.

Kaum intelektual, cendekiawan, dan terpelajar memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan pemimpin yang terpilih adalah orang yang kompeten dan visioner. Mereka harus aktif memberikan pandangan dan arahan agar kebijakan yang diambil berpihak pada kepentingan masyarakat dan kemajuan daerah.

Riau, dengan segala potensinya, tidak boleh tertinggal dalam arus kemajuan nasional. Kebijakan yang tepat harus diambil agar daerah ini bisa turut merasakan kemajuan yang signifikan. Masyarakat di kawasan tradisional harus mendapatkan perhatian khusus agar tidak tertinggal dan tetap bisa menikmati kemajuan yang ada.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya ini:

1. Memperhatikan Kearifan Lokal: Kebijakan harus mempertimbangkan kearifan lokal agar sesuai dengan budaya dan tradisi masyarakat.

2. Kebijakan yang Terarah, Hindari kebijakan yang sporadis dan berorientasi pada kepentingan politik semata. Kebijakan harus berfokus pada kepentingan masyarakat.

3. Pemimpin yang Visioner: Pemimpin harus memiliki visi dan dedikasi untuk memajukan daerah dan masyarakat, bukan semata-mata mengejar kepentingan pribadi atau kelompok.

4. Kompetensi Kepemimpinan: Pastikan pemimpin memiliki kompetensi yang memadai untuk menjalankan tugasnya dengan baik.

5. Kerjasama yang Solid: Bangun sistem kerja sama yang kuat dan harmonis dalam kepemimpinan untuk menghindari konflik yang tidak produktif.

Kita harus mengakui bahwa saat ini banyak kemajuan yang terjadi di Riau, tetapi kemajuan itu tidak dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang berada di kawasan tradisional. Banyak kebijakan yang tidak tepat telah menyebabkan masyarakat tercerabut dari akar tradisi mereka yang selama ini menjadi penopang kestabilan ekonomi dan sosial.

Jika kita ingin Indonesia, termasuk Riau, mencapai visi besar di tahun 2045, maka kita membutuhkan pemimpin yang memiliki visi jauh ke depan dan mampu membaca perkembangan zaman. Hanya dengan demikian, Indonesia dapat benar-benar menjadi negara besar dan mandiri, dengan masyarakat yang sejahtera dan berdaulat pangan. Ini adalah cita-cita besar yang bisa kita wujudkan dengan kerja keras, kebijakan yang tepat, dan kepemimpinan yang visioner.***

Oleh : HT. Azmun Jaafar, SH



[Ikuti Terus RiauSindo Melalui Sosial Media]