Dugaan Pencemaran Sungai Suak Tigo Desa Sering, Pihak PT RAPP Membantah

PELALAWAN - (RS) Diduga telah terjadi pencemaran sungai yang berasal dari parit pembuangan limbah PT RAPP tepatnya di Sungai Suak Tigo, Parit Limbah, Desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Riau pada Minggu (18/12/2022) sore.


Informasi tersebut awal mula awak media dapatkan berasal dari salah seorang warga yang tinggal di wilayah tersebut.


Kepada awak media narasumber yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut saat dikonfirmasi mengatakankan bahwa diduga telah terjadi pencemaran sungai yang berasal dari parit pembuangan limbah PT RAPP.


"Iya, warga sini taunya sungai tercemar mulai kejadian Minggu (18/12) sekira pukul 16.30 sore pak, banyak ikan yang mati dari hasil tangkapan warga, pihak PT nampaknya juga datang berembuk dengan orang Desa hingga malam, dan belum menemukan hasil kesepakatan, sehingga dilanjutkan besok, "ujar inisial US pada Minggu (18/12/2022) malam kepada awak media.


Mendapati informasi dari warga, Team pun melakukan investigasi ke TKP di pinggir sungai Kampar di ujung parit pembuangan limbah PT. Rapp pada Senin (19/12/2022) sekira pukul 13.00 WIB. Dari hasil penelusuran di TKP Team sempat menemukan ikan yang mengapung dan membusuk di sungai, dan ikan tersebut diperkirakan mati pada malam harinya.


Selanjutnya, pada hari ke-2 (dua) Senin (19/12/2022) utusan pihak PT. Rapp mendatangi Kantor Desa Sering untuk mengadakan Rapat/mediasi bersama Pemdes dan Masyarakat, namun pada saat itu awak media dilarang masuk oleh Kades setempat. "Benar saat giat rapat itu awak media dilarang masuk, " kata inisial D salah satu dari awak media yang hadir pada rapat itu.


Pada Hari ke-3 (tiga) Selasa (20/12/2022) awak media mendatangi Kepala Desa Sering. Ditemui di ruang kerjanya, saat awak media mengkonfirmasi perihal diduga pencemaran sungai, ia seperti enggan berkomentar dan bertanya asal usul dari informasi dan malah mengarahkan awak media untuk langsung konfirmasi kepada pemberi informasi pertama. Namun setelah awak media menjelaskan lagi ia pun menjelaskan.


"Kalau secara nyata saya tidak melihat. Informasi yang saya dapat juga simpang siur. memang benar warga ramai, kenapa saya katakan simpang siur ?, karena saya tak bisa dan bukan hak saya menentukan karena saya tidak turun langsung ke TKP," kata Kades Desa Sering Bambang kepada awak media.


"Jadi sebagai Pemerintahan Desa mendengar informasi tersebut kami hadir. Kami pertanyakan dan kami sampaikan dengan pihak perusahaan terkait keramaian yang ada. Dan kami membahas program kerja mereka kedepan," ucapnya.


Mendengar jawaban Kades yang mulai beralih pembicaraan, awak media pun mengalihkannya kembali kepada topik/isu perihal diduga pencemaran sungai. "Membahas ikan mati kami sampaikan, tapi bukan kami yang menyampaikan. Yang menyampaikan utusan dari masyarakat yang menyampaikan kepada pihak PT," katanya.


Lebih lanjut kades menerangkan kepada awak media bahwa pembahasan yang mereka lakukan adalah pembahasan perihal CSR, bagaimana kontribusi dari PT terhadap masyarakat dan desa. Kades juga menyebut pada saat rapat dengan pihak PT RAPP ada awak media yang datang namun tidak ia izinkan untuk masuk ke ruang rapat dengan alasan memancing-mancing masyarakat.


"Kemaren ada wartawan tapi dia tak kami bolehkan masuk. Karena itu hak kami. Tak bisa dia main masuk sembarangan. Izin dulu. Kalau tak saya izinkan tak boleh masuk, nanti dia memancing-mancing masyarakat pula," ucap Bambang


Dikonfirmasi melalui WhatsAppnya, Budi Firmansyah selaku Humas mewakili PT RAPP membantah kejadian tersebut. Budi malah bertanya asal dari informasi yang mengatakan bahwa sungai tercemar kepada awak media.


Kepada awak media Budi pun menyangkal bahwa telah terjadi kebocoran ataupun luapan limbah yang masuk ke Sungai tersebut. "Tidak ada pencemaran karena kebocoran atau melimpahnya limbah PT RAPP seperti yang ditanyakan." Katanya.


Sebelumnya, beberapa Minggu yang lalu awak media melakukan investigasi terhadap warga Desa Sering yang mengalami gatal-gatal saat mandi di Sungai. Selain itu ikan hasil tangkapan dari nelayan tak layak untuk dikonsumsi, apabila dikonsumsi warga mengalami sakit perut, gatal tenggorokan hingga sempat buat air besar mengeluarkan darah.***

SUMBER BUSERNWES24.COM 



[Ikuti Terus RiauSindo Melalui Sosial Media]