Kades Air Terjun Kecewa, PT Serikat Putra Habiskan Aliran Sungai

Pelalawan RS - Kepala Desa Air Terjun Kecamatan Bandar Petalangan  Saparudin mengaku sangat kecewa dengan PT Serikat Putra yang beroperasi di daerah nya. Kekecewaan ini di sebabkan terkesan tidak seriusnya perusahaan dalam menjaga lingkungan dan juga tidak mendukung program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan.

" seharusnya masuknya Perusahaan ke suatu daerah, membawa perubahan positif bagi kehidupan dan mendongkrak roda perekonomian, serta mendukung program program pemerintah dalam mengurangi kemiskinan dengan cara mengurangi penganguran" Ujar Saparudin saat berbincang dengan Riausindo.com Jumat ( 14/2/20)

Di katakan Saparudin lagi, malah di sisi lain keberadaan perusaan malahan merusak ekosistim alam dengan matinya anak sungai Air Terjun kerumutan akibat DAS nya juga di tanam sawit oleh pihak perusahaan.

" Harus kita akui sungai sudah tidak dapat lagi dipungsikan sebagai sumber penghidupan, mari kita lihat sungai air terjun  dan kerumutan, s kondisinya sekarang memprihatinkan, selain sawit yang ditanam langsung kebibir sungai, perusahaan juga diduga melakukan alih pungsi sungai dengan cara ilegal karena membendung sungai kerumutan secara permanen serta melakukan penggundulan hutan pinggiran sungai kerumutan dan menggantinya dengan waduk " Ujarnya

Kades Air Terjun ini berharap, sengaja atau tidak Perusahaan sudah melakukan kesalahan pengurusakan lingkungan, dan juga di sisi aturan  sudah melaggar peraturan pemerintah.

" Kita berharap pemerintah harus cepat tanggap dengan kondisi ini dan jangan di biarkan berlarut, larut sehingga nanti tidak memunculkan persoalan baru antara masyarakat dengan pihak perusahaan" Ujarnya

Hasil investigasi Awak Media dilapangan degan Kepala desa, kondisi Sungai Kerumutan dan Sungai Air Terjun (terajan) yang berada diwilayah Kecamatan Bandar Petalangan,Kabupaten Pelalawan,Riau.mengalami pendangkalan dan kerusakan. 

Diduga kuat terjadinya pendangkalan tersebut akibat ulah nakal perusahaan  dengan menumbang kayu hutan bahkan sampai ke tepi sungai  tanpa menyisakaan sebagai hutan sebagai penyangga pinggiran sungai dan melakukan aktifitas perkebunan kelapa sawit tanpa memperhatikan Daerah Aliran Sungai (DAS).

Sebagai perbandingan menurut  Masyarakat kepada Media, sebelum masuknya perusahaan perkebunan PT Serikat putra, sungai kerumutan dan sungai air terjun adalah tempat Masyarakat lokal untuk mencari ikan. Selain bertani, sungai tersebut juga dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber tambahan rejeki berbagai macam alat tangkap, namun  saat ini kedua sungai dimaksud telah rusak, berdampak juga pada Ekosistem disungai menjadi rusak sehingga ikan pun sudah langka ditemukan.

" Dahulu sebelum PT Serikat Putra (SP) masuk, sungai Air Terjun dan Sungai Kerumutan adalah tempat masyarakat mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan . Disungai ini terdapat berbagai jenis ikan, ada toman, baung, udang dan banyak lagi jenis ikan berharga lainnya. Namun setelah perusahaan perkebunan ini membuka lahan dan menanam sawit secara sembarangan, akhirnya kedua sungai tersebut menjadi dangkal dan mengecil." ujar Imam ( 40) warga setempat.

Saat di Konfirmasi kepada Pihak PT Serikat putra Melalui WhstApp Wahyudi Menager degan Nomor 081260516xx tidak mau menjawab dan hanya terlihat Conteng dua ,Hingga pemberitaan ini di terbitkan terlihat diam pungkasnya.(Nto)



[Ikuti Terus RiauSindo Melalui Sosial Media]