SD Negeri 167 Pekanbaru Gelar Sosialisasi Anti-Bullying Cegah Kekerasan Sejak Dini
PEKANBARU,(Riausindo.com) – Dalam upaya mencegah dan menanggulangi perilaku bullying di lingkungan sekolah dasar, SD Negeri 167 Kota Pekanbaru menggelar kegiatan Sosialisasi Anti-Bullying, Jum’at (7/11/2025) di halaman sekolah.
Dalam kegiatan tersebut melibatkan tenaga pendidik, orang tua murid, serta perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Riau.
Kegiatan sosialisasi ini merupakan inisiasi langsung dari pihak sekolah, yang melihat pentingnya penanaman nilai-nilai anti kekerasan dan empati sejak dini.
Dalam acara tersebut, para guru, orang tua, dan siswa diberikan pemahaman tentang bentuk-bentuk bullying, dampaknya terhadap perkembangan anak, serta cara-cara pencegahannya baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.
Kegiatan diprakarsai oleh Kepala SD Negeri 167 Pekanbaru, Hasminarni, M.Pd, didukung oleh jajaran guru yang menjadi penggerak utama kegiatan.
Dari pihak pemerintah, hadir As Veni, Kepala Bidang Perlindungan Hak Perempuan dan Khusus Anak DP3AP2KB Provinsi Riau, yang memberikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap inisiatif sekolah.
Menurut Kepala Sekolah Hasminarni, M.Pd, kegiatan ini lahir dari kekhawatiran pihak sekolah terhadap maraknya kasus bullying di lingkungan pendidikan dasar.
“Tujuan utama kami adalah menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan penuh kasih sayang. Kami ingin anak-anak SDN 167 tumbuh tanpa rasa takut dan terbebas dari perilaku bullying,” ujarnya.
Ia juga berharap, kegiatan ini dapat memperkuat sinergi antara guru dan orang tua dalam mendeteksi serta menangani gejala bullying sejak dini.
Sosialisasi dikemas dengan penyuluhan interaktif, dialog terbuka antara guru dan orang tua, serta sesi berbagi pengalaman terkait pola asuh dan pembentukan karakter anak.
Dalam sambutannya, As Veni dari DP3AP2KB Riau menegaskan pentingnya kolaborasi antara sekolah dan orang tua.
“Anak-anak kita menghabiskan waktu delapan jam di sekolah dan delapan jam di rumah. Artinya, peran guru dan orang tua sama-sama penting dalam membentuk karakter mereka. Komunikasi terbuka antara kedua pihak menjadi kunci untuk mencegah bullying,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa anak-anak harus didorong untuk berani melapor jika menjadi korban atau menyaksikan tindakan bullying, agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pencegahan bullying bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga rumah dan masyarakat.
Dengan adanya sosialisasi ini, SD Negeri 167 Pekanbaru berharap mampu menjadi pelopor sekolah ramah anak, di mana setiap siswa merasa aman, dihargai, dan tumbuh dalam suasana saling menghormati.
( Ocu Ad )
Tulis Komentar