Pengerjaan Proyek Turap Bono Senilai 16 Miliar Lamban, Dipastikan Tak Tepat Waktu

Riausindo-PELALAWAN- Proyek pembangunan Turap Bono, atau dengan nama mata Anggaran Pembangunan Penguatan Tebing sungai kawasan Bono bersumber dari anggaran DBH DR tahun 2023, dikuatirkan terlambat dan tidak tepat waktu.

Berdasarkan plank yang terpasang di kawasan pembangunan turap Bono ini, proyek  yang bernilai Rp. 16. 000.000.000,01 ( Enak Belas Miliar dan 1 sen) ini berdasarkan nomor kontrak 610/PUPR/SDA/OP-SUNGAI/APBD/LELANG/KONTRAK/2023/013, tanggal kontrak 20 Juli 2023, waktu Pelaksanaan 156 hari kalender dan waktu Pemeliharaan 180 hari kelender.

Dengan kontraktor Pelaksana : PT. Polanda Mutiara Aceh dan  Konsultan Pengawas PT. Mitra Utama Esturi. Artinya merujuk dari waktu itu pekerjaan itu harus rampung dalam 1 bulan kedepan.

 

Dari pantauan media Riausindo.com  awal Januari 2023  di lokasi pembangunan turap ini,  proyek miliaran ini paling baru  terlaksana sekitar 40 persen dari volume  keseluruhan proyek. 

Salah seorang warga Teluk Meranti inisial AN ( 36) yang namanya enggan di tulis dimedia, mengaku heran juga sebab proyek sebesar itu minim pekerja, dan terkesan banyak santai.

 

" Selain itu dari kasat mata bisa kita liat kualitas kerja juga sedikit asal, bisa kita liat pada anyaman besi banyak yang kurang ikatan, itu kasat mata saja, kalau masalah ukuran dan lainnya saya tidak tahu karena ta pegang RAB" ujarnya.

 

Selain itu , Pembangunan turap sudah jelas bertujuan  untuk mencegah abrasi, sehingga harus dikerjakan dengan kualitas bagus,  butuh kajian matang melalui analisa dampak lingkungan yang benar. Tanpa kajian yang matang, turap yang seyogyanya berfungsi mencegah abrasi malah akan membuat abrasi semakin kuat.

 

Hal ini juga perlu di pertanyakan apakah pembangunan Turap Bono ini sudah memiliki kajian AMDAL.

 

Kajian AMDAL untuk penanganan Abrasi sangat penting untuk mengetahui  metode penanganan seperti apa yang tepat. Walau turap terkesan lebih kokoh, tapi tidak semua pantai yang terkena abrasi bisa dibangun turap, apalagi ini di bangun dengan uang rakyat dengan nilai fantastis.

 

Terkait persoalan ini, beberapa kali tim media  Riausindo ke lapangan belum bisa menemui manajemen PT. Polanda Mutiara Aceh dan  Konsultan Pengawas PT. Mitra Utama Esturi. Untuk mengkonfirmasi terkait keterlambatan pekerjaan dan kualitas kerja serta kajian AMDAL proyek turap ini . *** ( JCR)



[Ikuti Terus RiauSindo Melalui Sosial Media]