Simpang Uang Rp500 Juta, Rumah Bendahara Desa Senderak Dirampok


BENGKALIS (RS ) Percobaan perampokan tejadi di Desa Senderak, Kecamatan Bengkalis , Kabupaten Bengkalis, Kamis (15/12/2022) dini hari lalu, sekitar pukul 02.15 WIB.

Korban bernama Novi, warga Jalan Utama Dusun Pembangunan Desa Senderak, Kecamatan Bengkalis, yang juga Bendahara/Kaur Keuangan Desa Senderak, yang baru mengambil uang kas desa di salah satu bank di Kota Bengkalis, Rabu (14/12/2022) lalu.

Dari informasi yang berhasil dihimpung di lapangan menyebutkan, siang itu Novi mengambil uang untuk pembayaran gaji perangkat desa. Karena waktu sudah sore, sekitar pukul  17.30 WIB korban membawa uang itu ke rumahnya untuk disimpan, karena ke esokan harinya mau dibayarkan ke perangkat desa.

RS  mendapatkan informasi percobaan perampokan yang simpang siur, pada, Senin 19/12/2022) dan sempat mengkonfirmasi kebenaran tersebut ke Kasatreskrim Polres Bengkalis, AKP M Reza.

"Ya, memang benar ada kejadian percobaan perampokan, namun gagal. Kami mendapatkan informasi itu pada Jumat (17/12/2022) dan kami langsung menurukan petugas ke rumah korban. Kami juga terlambat mendapatkan informasi kejadian ini," ujar Kasatreskrim AKP M Reza di ruang kerjanya, Senin (19/12/2022).

Ia menyebutkan, dalam kejadian itu tidak ada korban jiwa dan pelaku juga tidak berhasil membawa kabur uang Rp500 juta dan korban juga tidak melapor, maka kasus ini belum dilakukan penyelidikan sampai korban mau melaporkan kejadian tersebut.

RS   yang tidak puas dengan hasil konfirmasi ke Kasatreskrim Polres Bengkalis, karena ada dugaan kasus percobaan perampokan tersebut ada unsur rekayasa. Karena pelaku yang diduga berjumlah 3 orang tidak membawa apa-apa. Padahal satu unit sepeda motor milik korban sudah dikeluarkan dari dalam rumah.

Akhirnya Rs mendatangi rumah korban di Desa Senderak sekitar pukil 13.30 WIB. Di rumah itu, terlihat semua pintu tertutup dan setelah dipanggil beberapa kali, barulah ibu korban bernama Nuraini (60) menyaut dan membuka pintu di bagian belakang dapurnya.

Ibu korban bercerita panjang kepada RS Sedangkan korban Novi siang itu tidak berada di rumahnya, karena ada urusan di Kantor Camat Bengkalis.

"Anak saya tak di rumah, dia masih kerja dan kabarnya  dinas ke Kantor Camat Bengkalis," ucap Nuraini dan menceritakan kejadian itu kepada Rs

Ia yang mengaku, trauma dengan kejadian itu, karena malam  itu pelaku menggunakan penutup wajah sehingga tidak bisa dikenali, dengan menodongkan pisau di lehernya. Namun Nuraini sempat mendorong pelaku dan akhirnya  berhasil masuk kamarnya dan mengunci dari dalam.

"Memang malam itu sangat mencekam dan saya trauma dengan kejadian itu. Bahkan sampai sekarang kalau mau ke kamar mandi harus ditemani dan kalau tidur juga sering terjaga seolah-olah ada yang mau membunuh saya," ujarnya.

Dijelaskannya, malam itu sekitar pukul 02.00 WIB dirinya sudah tertidur pulas di kamar bagian belakang, sedangkan anaknya tidur di kamar bagian depan. Pada saat itu anaknya memanggil-manggil dirinya dan langsung terbangun.

"Mak-mak kenapa malam-malam mak main pisai di bawah pintu saya. Saya merasa tidak keluar dari kamar, akhirnya berkomunikasi dengan cara menjerit-jerit dan juga mintak bantuan tetangga, tapi tak ada yang keluar," terangnya.

Ia mengatakan, pelaku berhasil masuk ke dalam rumahnya melalui jendela kamar ruang penyimpanan barang yang berada di bagian belakang rumahnya yang masih papan. Karena setelah masuk, jejak kaki pelaku masih ada bekasnya.

Cerita anaknya, malam itu belum tidur karena masih menyeterikan pakaian. Untunya kamar anaknya dalam kondisi terkunci dari dalam, sehingga pelaku yang sudah berada dalam rumah tidak bisa masuk ke kamar.

"Saya mendengarkan pelaku mengancam anak saya, agar anak saya membuka pintu kamar. Buka pintu kamar, kalau tak mak kau  aku bunuh," ucap Nuraini menirukan ucapan pelaku malam itu.

Ternyata kata Nuraini, pelaku mendengar dirinya membuka pintu dan langsung menodongkan pisau dapur yang diambil pelaku dari dapurnya. Pelaku menodongkan pisau ke lehernya dan secera reflek korban langsung menutup pintu kamarnya dan dikunci dari dalam.

"Setelah kami berada di kamar masing-masing, saya minta anak saya menelepon tetangga samping dan depan rumah kami, tapi tak ada yang mengangkat teleponnya. Terakhir, anak saya menelepon istri kepala desa dan diangkat. Selah beberapa menit Pak Kades datang sendirian ke rumah saya," ujar Nuraini.

Malam itu kata Nuraini, dari dalam kamar berteriak siapa di luar dan dijawabnya dia adalah kades. Dirinya bertanya lagi "Sama siapa kau datang. Dijawab sendiri. Kenapa sendiri panggil yang lain," ucap Nuraini mengisahkan.

Menurutnya, sebelum kejadian, sore itu anaknya bercerita dan memperlihatkan isi tas uang Rp500 juta. Dirinya sempat khawatir, karena ini uang desa yang disimpan.

"Ya, takutlah uang sebanyak itu dibawa ke rumah. Saya curiga ada orang dalam yang mengetahui anak saya bawa uang banyak ke rumah. Makanya kami mintak ini diusut oleh polisi. Karena kami yang tinggal berdua trauma demgan kejarian tersebut. Apalagi dalam waktu dekat ini anak saya mau ambil uang lagi ke bank untuk kepelun desa," ujarnya.

Sementara itu, tetangga korban yang rumahnya berjarak 4 meter dari rumah korban berinisial Sm (56) perempuan mengaku malam itu terdengar sayup-sayup ada yang mintak tolong.

"Kami dengar ada yang memanggil-manggil dari dalam rumah korban. Tapi saya dan suami tidak berani keluar. Waktu itu jam menunjukkan pukul 02.00 WIB. Karena kami takut, akhirnya setelah pelaku pergi dan Kades datang barulah kami keluar melihat kondisi rumah korban," ujarnya.

Sedangkan Khairul Syamsuar, salah seoramg tokoh masyarakat desa mengaku mendapatkan informasi itu dari istrinya dan dirinya mendapatkan informasi dari warga lain, pihaknya menduga kasus percobaan perampokan itu ada dugaan rekayasa.

"Saya menilai ada dugaan rekayasa dan banyak kejanggalan dalam peristiwa yang menimpa korban yang tak lain adalah saudara orang rumahnya. Makanya saya meminta pihak polisi mengusut dugaan percobaan perampokan. Meski tidak ada yang diambil, namun keluarga korban jadi trauma," ucapnya.

Sedangkan Darma Purtra, abang ipar korban yang dijumpai di rumahnya yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah korban baru mendapatkan kabar pada Kumat (17/12/2022) setelah Salat Jumat.

"Saya tak tau ada kejarian itu di rumah mertua saya. Baru tau saat mertua ke rumah menceritakan kasus itu ke saya. Saya melihat banyak kejanggalan terhadap kejadian ini. Karena ini masalah uang desa, kenapa tidak dilaporkan ke polisi agar di usut," ujarnya.

Ia mengaku, ibu mertuanya sangat trauma dengan kejadian ini. Makanya keluarga mendesak polisi mengusut tuntas kejadian tersebut agar tau siapa dalangnya.

"Karena adik dan ibu mertua saya tau malam itu suara pelakunya tidak asing baginya dan pelaku berjumlah 3 orang ada warga Desa Senderak," ujarnya.

Terhadap informasi itu, Wartawan berusaha mengkonfirmasikan kepada Kepala Desa Senderak Harianto. Namun tidak berada di kantornya. Kemudian wartawan mencoba menghubungi nomor Hp nya juga tidak aktif. Demikian juga melalui kantak WA nya juga tidak berhasil, karena dalam keadaan aktif. Termasuk pesan singkat WA juga tidak dijawab.

Wartawan kembali mengkofirmasikan ke Kasatreskrim Polres Bengkalis AKP M Reza mengaku pihaknya akan mengusut percobaan perampokan ini, jika korbanya membuat laporan resmi.

"Ya, belum melapor. Makanya kami hanya melakukan cek di rumah korban. Kalau korban melapor pasti kami usut tuntas," ujarnya.(Effendi Basri).



[Ikuti Terus RiauSindo Melalui Sosial Media]