2 Hektar Lahan Sialang Ampaian Todung Licin Di Steking PT Arara Abadi
Riausindo-PELALAWAN- Tim Lembaga Adat Melayu Riau ( LAMR) Kabupaten Pelalawan Kamis (18/2/21) kembali menyambangi area ditumbangnya
Kopung Sialang Ampaian Todung di desa Kesuma Kecamatan Pangkalan Kuras kabupaten Pelalawan.
Tim dipimpin oleh sekretaris LAMR Kabupaten Pelalawan Datuk Nurzepri disertai juga oleh, Datuk Samsuardi Ege ( Edi Gajah), Datuk Azman, Datuk Joni Afrizal, anak keponakan batin hitam Sungai Modang dan Tomi Abd Rahman SH selaku kuasa hukum LAMR Kabupaten Pelalawan.
Sesampai di lokasi rombongan disambut oleh pihak PT Arara Abadi, lansung menuju lokasi areal Kopung Sialang Ampaian Todung, dan memang terlihat nyata sekitar 2 Hektare (Ha) lahan bekas berdirinya batang sialang, sudah rata di steking. Bahkan tim juga menemukan tumpukan kayu alam di areal dan lahan sudah di tanami dengan tanaman Ekaliptus dengan usia tanam sekitar 2 bulan.
Amir (34) Salah seorang anak kemenakan batin hitam mengakui bahwa dirinya belum lama masih memanen madu lebah diareal kopung sialang yang sudah di tumbang tersebut.
"Terakhir saya memanen madu lebah dilokasi ini sekitar bulan September 2020, bahkan masih ingat jenis batang
Sialang dengan jenis kayu Sesonduk, menghasilkan sekitar 15 Kg madu, karena memang di batang itu hanya ada dua sarang lebah," ujarnya.
Ditempat yang sama Pengurus LAMR Pelalawan, Datuk Nurzepri mengatakan, atas semena-mena pihak PT Arara Abadi yang sudah menghilangkan kopung sialang sebagai simbol ulayat adat, meminta semua pihak menahan diri.
"Kita meminta semua pihak menahan diri, bersabar sebab persoalan ini sedang di pelajari dan didalami, dan memang benar temuan kita, pihak perusahaan sudah menumbang dan menghilangkan kopung sialang itu," ujarnya.
Lanjutnya, dari hasil investigasi Tim juga ditemukan adanya unsur dugaan kesengajaan pihak tertentu menghilangkan barang bukti berupa sarang madu lebah dibawah pokok Sialang.
"Kami duga ada upaya penghilangan barang bukti berupa sambang ( Sarang Lebah) namun foto yang lama sudah ada pada kami, dan dilapangkan hanya tinggal sedikit sambang yang ada dibawah pohonnya,"tambahnya.
Jadi jika pihak perusahaan, berdalih bahwa yang mereka tumbang adalah belukar sangat tidak benar, bahkan terkesan mencari alasan.
"Jangan bersandiwara la, jika belukar kenapa baru diolah saat ini, dilokasi juga kita temukan kayu alam seperti Kulim, Temonsu, Sesonduk, dan kayu alam lainya didalam hutan tersebut," tambahnya.
Sebagai data pendukung dan meyakinkan bahwa yang ditumbang pihak perusahaan adalah areal kopung sialang, sebelumnya di sekitar areal itu
sudah 3 kali panen ekaliptus ( akasia)" tuturnya.
Saat dilokasi tersebut Yogi salah seorang staf humas PT Arara Abadi mrncoba meyakinkan tim bahwa lokasi itu bukanlah kepungan Sialang namun belukar.
" kita lihat dipeta memang lokasi yang dimaksud bukanlah lokasi Kepungan Sialang, dan mengapa kami belum kelola karena kemiringan lahan yang membuat kami sulit untuk mengelolah lahannya sehingga baru bisa kami kelolah sekarang" ujarnya*** (JC)
Tulis Komentar