Pertengahan Ramadhan 2020, Bumi DI Lintasi Asteroid Sebesar Gunung.
Jakarta- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyebutkan bahwa akan ada asteroid yang mendekati Bumi. Peristiwa tersebut akan berlangsung pada pertengahan bulan Ramadhan tahun ini.
Benda antariksa yang dimaksud adalah asteroid 2016 HP6. Asteroid ini memiliki kecepatan relatif 5,72 kilometer per detik ketika mendekati Bumi dan dikategorikan asteroid Apollo.
"Asteroid Apollo adalah asteroid yang memiliki sumbu setengah panjang lebih besar dibandingkan dengan orbit Bumi (> 1 Satuan Astronomi, SA) tetapi jarak perhelionnya lebih kecil dibandingkan aphelion Bumi (< 1,017 SA)," kata Lapan dalam pernyataan dilansir dari situsnya, Rabu (11/3/2020).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Center of Near Earth Object Studies (CNEOS) Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), asteroid 2016 HP6 akan mendekati Bumi pada hari Kamis, 7 Mei 2020 pukul 21:48 Universal Time atau Jumat, 8 Mei pukul 4.48 WIB untuk WIB.
Disebutkan, asteroid HP6 tersebut akan mendekati Bumi dengan jarak 4,33 jarak bulan (jb) atau 1,66 juta kilometer.
Meski jaraknya terhitung jauh, asteroid Apollo beberapa di antaranya bisa menjadi ancaman bagi penduduk Bumi dengan catatan jaraknya sangat dekat. Seperti kejadian meteor Chelyabinsk yang memasuki atmosfer dan meledak di langit kota Chelyabinsk, Rusia, pada 15 Februari 2013 silam
Sebagai informasi, asteroid 2016 HP6 memiliki sumbu setengah panjang sebesar 1,579 SA atau 236 juta kilometer dengan kelonjongan orbit sebesar 0,357. Jarak terdekat asteroid ini dengan Matahari sebesar 1,014 SA dengan kemiringan orbit 3,92° terhadap ekliptika, yang mana sedikit lebih miring dibandingkan orbit Venus (inklinasi 3,39°).
Periode orbit asteroid ini selama 724,5 hari atau 1,98 tahun yang mana sedikit lebih lama dibandingkan periode orbit Mars yakni 687 hari atau 1,88 tahun. Lapan mengatakan asteroid 2016 HP6 diperkirakan berukuran antara 23 hingga 52 meter dengan magnitudo absolut +25,3 jika diamati pada jarak 1 SA dari Matahari dan pengamat.
Asteroid ini memiliki jarak perpotongan orbit minimum (minimum orbit intersection distance, MOID) sebesar 0,0053817 SA atau 805 ribu kilometer terhadap orbit Bumi, yang mana jauh lebih kecil dari 0,05 SA atau 7,5 juta kilometer namun magnitudo absolutnya lebih besar daripada +22. Sehingga objek ini tidak dapat dikategorikan sebagai objek berpotensi bahaya (Potentially Hazardous Object, PHO).
Dilansir dari Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, lintasan orbit asteroid dapat berubah dikarenakan tarikan gravitasi planet. Saintis percaya asteroid sesatan (stray asteroid) maupun pecahan dari tabrakan asteroid lebih awal telah menabrak Bumi di masa silam, yang mana berperan penting dalam evolusi planet Bumi.
Sedangkan menurut Planetary Defense Coordination Office NASA, jatuhnya asteroid adalah proses alami yang terjadi terus menerus. Setiap harinya, material 80 hingga 100 ton, asteroid jatuh ke Bumi dari luar angkasa dalam bentuk debu dan meteorit kecil (pecahan asteroid yang hancur di atmosfer Bumi).
Setidaknya dalam 20 tahun terakhir, sensor radar pemerintah Amerika Serikat telah mendeteksi hampir 600 asteroid berukuran sangat kecil (beberapa meter saja) yang memasuki atmosfer Bumi sehingga menciptakan bolide atau fireball.***
Sumber : Detik.net
Tulis Komentar