Tragedi Kolam Limbah, Ditkrimum Polda Riau Periksa Dirut Lapangan PT PHR

PEKANBARU,(Riausindo.com) – Proses penyelidikan terhadap insiden tragis yang merenggut nyawa dua balita di kolam limbah milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) masih terus berlanjut. 

Kasus yang menggemparkan warga Riau ini kini memasuki babak baru yaitu pemeriksaan Direktur Utama Lapangan PT PHR oleh penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Riau.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau, Kombes Pol Asep Darmawan, menegaskan bahwa pemeriksaan terhadap Dirut Lapangan PT PHR akan dilaksanakan pada Kamis, 19 Juni 2025.

“Rencananya, hari Kamis 19 Juni 2025, giliran Direktur Utama Lapangan PT PHR yang kita periksa,” tegas Asep.

Asep mengungkapkan bahwa pihaknya telah menemukan indikasi kelalaian dalam pelaksanaan kerja, yang diduga menjadi faktor penyebab terbukanya akses ke kolam limbah tempat kedua korban ditemukan tak bernyawa.

“Otomatis, kita menemukan adanya indikasi kelalaian dalam bekerja,” tambahnya.

Hingga saat ini, sudah delapan pejabat PT PHR yang dimintai keterangan oleh penyidik. Penyelidikan terus didalami, terutama terkait sistem keamanan dan prosedur keselamatan kerja di sekitar area kolam limbah perusahaan.

Peristiwa memilukan ini terjadi pada Selasa, 22 April 2025, di Dusun Mekar Sari, Kecamatan Rantau Kopar, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Dua bocah laki-laki, FSH (5) dan FW (3), ditemukan meninggal dunia setelah tercebur ke kolam limbah milik PT PHR.

Kejadian bermula saat kedua korban bermain tanpa pengawasan orang tua. Saat itu, ibu korban, Fatimah, pergi ke pasar, sementara FSH tidur bersama sang ayah di rumah. Sekembalinya dari pasar sekitar pukul 13.50 WIB, Fatimah mendapati kedua anaknya sudah tidak ada di rumah, sementara suaminya masih tertidur lelap.

Panik, pasangan suami istri itu segera mencari keberadaan anak-anak mereka. Mereka bertemu seorang warga bernama Bintang, yang menunjukkan arah tempat biasa anak-anak bermain. Namun, betapa hancur hati sang ayah ketika mendapati kedua buah hatinya sudah mengapung tak bernyawa di dalam kolam limbah.

Tanpa pikir panjang, ia langsung masuk ke kolam untuk mengevakuasi jasad anak-anaknya. Warga yang berdatangan kemudian membantu membawa korban ke puskesmas, namun nyawa keduanya tak tertolong.

Tragedi ini menimbulkan duka mendalam sekaligus amarah dari masyarakat setempat. Mereka mempertanyakan sistem keamanan di sekitar area kolam limbah dan menuntut pihak perusahaan bertanggung jawab secara hukum dan moral.

Dengan penyelidikan yang kini menyasar pucuk pimpinan lapangan PT PHR, publik berharap kasus ini bisa menjadi pintu masuk untuk evaluasi menyeluruh terhadap standar keselamatan di kawasan industri, demi mencegah tragedi serupa terjadi kembali.

( Ocu Ad  )



[Ikuti Terus RiauSindo Melalui Sosial Media]