PKS di Segati Langgam Diduga Tampung TBS Ilegal dari TNTN, Modus Baru Terungkap

Riausindo, Pelalawan – Praktik ilegal di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) kembali mencuat. Informasi terbaru mengungkapkan bahwa tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dari wilayah konservasi tersebut diduga masih disuplai ke sejumlah pabrik kelapa sawit (PKS) dengan modus baru yang terorganisir. Selain PKS di Kuantan Singingi (Kuansing) yang tengah menjadi sorotan, salah satu pabrik di Kecamatan Langgam, tepatnya di Segati, juga diduga kuat menerima pasokan TBS ilegal dari TNTN. 

Menurut sumber terpercaya ,  Selasa (21/1/2025) pagi, jaringan pelaku menggunakan pola yang terencana. TBS ilegal dari kawasan TNTN dipasok lebih dulu ke tempat pengumpulan hasil (RAM) milik seorang pemasok berinisial M. Selanjutnya, buah dipindahkan ke dump truck untuk dikirim ke PKS PT SGL di Kuansing serta salah satu PKS di Langgam, Pelalawan.

"Mereka tetap memasok TBS ilegal dari kawasan Toro (TNTN), menggunakan tronton ke RAM milik M, lalu dipindahkan ke dump truck untuk dikirim ke pabrik. Pola ini terorganisir dengan baik," ungkap sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Untuk mengelabui pihak berwenang dan menghindari pantauan media, para pelaku diduga mencopot seluruh atribut kendaraan, termasuk nomor polisi (nopol). Sumber menyebut mobil milik pemasok berinisial MP dan MR sebagai alat transportasi utama. Sebelumnya, kendaraan mereka memiliki tanda pengenal seperti stiker, tetapi kini semua atribut tersebut dilepas.

"Nopol dicopot, stiker identitas juga dihilangkan. Mobil milik MP biasanya ada stiker MRP, sementara milik MR bertuliskan 'Natael'. Sekarang semua tanda itu dilepas, mungkin untuk menghindari pengawasan," jelas sumber tersebut.

Sebagian besar kendaraan pengangkut ini disebutkan bukan berpelat Riau. Bahkan, kendaraan berpelat BM yang digunakan pun bukan berasal dari seri Kuansing. Kondisi ini menyebabkan kerugian bagi Riau dan Kuansing, karena pajak kendaraan tidak disetorkan ke daerah tersebut, sementara jalan di Riau terus dibebani muatan berat, bahkan melebihi kapasitas (overload).

Untuk menjaga citra agar tidak terlihat menampung buah ilegal, pabrik kelapa sawit diduga meminta pemasok membuat surat pernyataan bahwa TBS yang mereka antar bukan berasal dari kawasan TNTN. Namun, sumber menduga surat tersebut hanya formalitas belaka dan tidak mencerminkan kenyataan.

"Pemasok diminta membuat surat pernyataan bahwa buah tidak berasal dari TNTN. Namun, besar kemungkinan surat itu hanya disiapkan untuk berjaga-jaga jika ada razia lagi," tambahnya

Di kawasan Toro, dua nama besar disebut sebagai pemain utama dalam jaringan ini, yakni Marpaung dan Marbun. Keduanya diketahui memiliki RAM besar yang menjadi pusat pengumpulan TBS dari kawasan TNTN sebelum didistribusikan ke pabrik.

"Mereka mengoperasikan jaringan di Toro dan memasok buah menggunakan tronton ke RAM. Setelah itu, buah dipindahkan ke dump truck untuk dikirim ke pabrik. Modus ini memungkinkan mereka terus memasok, meskipun sebelumnya sudah ada inspeksi dari pemerintah," terang informan.*** EL

Sumber : Riauterkini.com
 



[Ikuti Terus RiauSindo Melalui Sosial Media]