Fowler Riau Galang Kolaborasi Lintas Sektoral Demi Mewujudkan Riau Lestari
PEKANBARU,(Riausindo.com) — Upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kembali digaungkan di Bumi Lancang Kuning oleh Forum Wartawan Lingkungan Environment Riau (Fowler) berkolaborasi dengan lintas sektoral.
Yang mana hal tersebut digaungkan lewat seminar bertajuk “Meredam Karhutla di Riau: Sinergi Penegakan Hukum, Gerakan Masyarakat, dan Reportase Hijau Menuju Riau Bebas Asap” di Balai Serindit, Gedung Daerah Provinsi Riau, Kamis (30/10/2025).
Acara ini menjadi momentum penting bagi pemerintah daerah, aparat penegak hukum, media, dan masyarakat untuk memperkuat langkah bersama dalam memerangi Karhutla yang saban tahun mengancam Riau.
Seminar dibuka oleh Gubernur Riau Abdul Wahid yang diwakili Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau, Embi Yarman, S.Hut, T.MP. Turut hadir Kombes Pol Asep Darmawan, S.H., S.I.K. mewakili Kapolda Riau, Agus Suryoko, S.H., M.H. dari bidang Penegakan Hukum DLHK, serta perwakilan DPRD Riau H. Abdullah, M.Pd.
Dukungan juga datang dari Korem 031/Wira Bima melalui Kasiops Letkol Inf Teguh Dwi Raharjo mewakili Danrem, para akademisi seperti Prof. Dr. Ir. H. Tengku Dahril, M.Sc, dan Dr. Ragil Ibnu Hajar, S.H., M.Kn, serta sejumlah organisasi media, LSM lingkungan, dan mahasiswa dari berbagai kampus di Riau.
Ketua Umum Fowler, Jon Hendri, S.H., mengingatkan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mencegah tragedi kabut asap terulang.
“Tahun 2014 itu masa kelam bagi Riau. Jarak pandang hanya dua meter, aktivitas lumpuh total, dan ribuan warga sesak napas. Kita tidak boleh lupa. Edukasi dan kesadaran masyarakat adalah kunci agar bencana itu tak terjadi lagi,” tegasnya.
Menurut Jon, media punya peran penting bukan hanya melaporkan, tetapi juga mengedukasi publik melalui “reportase hijau” jurnalisme yang berpihak pada kelestarian alam.
Semantara itu, dalam sambutan tertulisnya, Gubernur Riau Abdul Wahid melalui Kadis DLHK Embi Yarman menyoroti kompleksitas tantangan lingkungan di Riau, mulai dari ancaman Karhutla, pencemaran air dan udara, hingga menurunnya keanekaragaman hayati.
“Memadamkan api saja tidak cukup. Kita harus membangun budaya pencegahan. Semua pihak pemerintah, dunia usaha, media, dan masyarakat harus terlibat,” ujar Embi.
Ia berharap, langkah Fowler bisa menjadi gerakan kolaboratif dan berkelanjutan dalam menjaga kelestarian Riau.
Dari sisi penegakan hukum, Dir Reskrimum Polda Riau Kombes Pol Asep Darmawan mewakili Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan menegaskan komitmen kepolisian untuk menindak tegas para pelaku pembakaran.
“Tidak ada toleransi bagi pembakar hutan dan lahan. Penegakan hukum harus memberi efek jera,” katanya tegas.
Komnes Asep juga memastikan sinergi antara Polda Riau, DLHK, TNI, dan masyarakat akan diperkuat lewat patroli terpadu serta sosialisasi pencegahan di titik-titik rawan.
Dalam sesi diskusi panel, para narasumber sepakat, media bukan sekadar penyampai berita, tetapi penggerak kesadaran publik.
“Wartawan harus menjadi agen perubahan. Reportase hijau harus hidup di tengah masyarakat,” ujar salah satu narasumber.
Menutup kegiatan, Fowler menegaskan komitmennya untuk terus menjadi jembatan komunikasi antara pemerintah, masyarakat, dan media dalam perjuangan menjaga bumi Riau agar bebas dari asap dan bencana ekologis.
“Ini bukan sekadar seminar. Ini gerakan bersama untuk masa depan lingkungan yang lebih sehat bagi generasi mendatang,” tegas Jon Hendri.
( Ocu Ad )