Tari Telah Tiada : Perpisahan Sang Kapolda dengan Putri Riau dari Rimba Tesso Nilo

Rabu, 10 September 2025 - 13:51:17 WIB

PEKANBARU,(Riausindo.com)  – Kesedihan mendalam menyelimuti Taman Nasional Tesso Nilo, Riau. Seekor gajah betina bernama Tari Kalista Lestari, yang selama ini dikenal sebagai simbol keseimbangan ekosistem dan harapan pelestarian satwa liar, dinyatakan wafat pada Rabu, (10/9/2025).

Namun kepergian Tari tak hanya menjadi duka bagi para pengelola taman nasional. Sosok Kapolda Riau, Irjen Pol Herry Heryawan, yang selama ini dikenal sebagai “ayah angkat” bagi gajah cerdas dan bersahabat itu, turut menyampaikan rasa kehilangan yang begitu mendalam.

“Hari ini, dengan hati yang berat namun penuh keikhlasan, saya menyampaikan bahwa putri angkat kami, Gajah Tari Kalista Lestari, telah kembali ke pangkuan alam semesta. Tari bukan sekadar seekor gajah. Ia adalah simbol keseimbangan alam yang semakin rapuh,” ujar Irjen Herry, dengan nada haru.

Tari bukan hanya seekor satwa. Ia adalah jembatan antara manusia dan hutan, menjadi wajah dari heningnya jeritan rimba yang semakin terdesak oleh pembangunan dan alih fungsi lahan. 

Sosoknya yang bersahabat dan jinak telah menyentuh hati banyak orang termasuk para pegiat konservasi, pelajar, hingga masyarakat adat.

Kapolda Riau menyampaikan bahwa kepergian Tari harus menjadi pengingat kolektif bagi kita semua tentang pentingnya menjaga harmoni dengan alam. 

“Kematian Tari bukanlah akhir, melainkan transformasi. Jiwa Tari kini menyatu dengan semesta, menjadi energi yang akan terus menginspirasi kita untuk menjaga hutan dan satwa liar,” ucapnya.

Untuk memastikan penyebab kematian Tari, tim medis saat ini sedang melakukan prosedur nekropsi. Kapolda meminta agar apapun hasilnya dapat diterima dengan lapang dada, sebagai pelajaran untuk memperkuat perlindungan satwa di masa depan.

Sebagai bentuk komitmennya, Irjen Herry juga menegaskan bahwa ia akan terus menjaga Domang gajah sahabat Tari yang masih hidup di kawasan TNTN. 

Tak hanya itu, ia berjanji akan menguatkan program “Green Policing”, pendekatan kepolisian yang berpihak pada lingkungan dan keberlanjutan ekosistem.

“Kepada masyarakat Riau, mari kita jadikan kepergian Tari sebagai momentum untuk memperkuat komitmen kita dalam menjaga keseimbangan alam. Selamat jalan, Tari. Engkau bukan hanya warga kehormatan Riau, tapi juga putri kebanggaan yang telah mengajarkan kita arti kelestarian,” tutupnya.

Kini, Tari telah kembali ke pelukan bumi yang dulu melahirkannya. Namun pesan yang ia titipkan tentang cinta, perlindungan, dan keseimbangan alam tak akan pernah sirna. Dalam bisikan angin hutan dan jejak langkah gajah lainnya, semangat Tari akan terus mengalir.

Selamat jalan, Tari Kalista Lestari. Namamu akan abadi di hati mereka yang mencintai alam.

( Ocu Ad )