Jangan Numpang Label, Tanpa Etika dan Kemampuan!

Jumat, 01 Agustus 2025 - 19:21:12 WIB

A Rustandi

PEKANBARU — Pemimpin Redaksi media online Tran7riau.com, A. Rustandi, menyayangkan fenomena maraknya penyalahgunaan profesi wartawan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab yang hanya mengandalkan kartu pers tanpa memiliki kompetensi dan etika jurnalistik.

Menurutnya, saat ini banyak individu yang dengan mudah melabelkan diri sebagai wartawan, tanpa latar belakang yang jelas dan tanpa keterampilan menulis berita yang layak konsumsi publik.

"Siapa pun kini bisa menyebut dirinya wartawan, padahal tidak memiliki kemampuan dasar jurnalistik. Hanya bermodal kartu pers, mereka justru menakut-nakuti narasumber dengan ancaman pemberitaan sepihak dan tidak objektif," ungkap A. Rustandi kepada Riausindo.com, Jumat (1/8/2025).

Rustandi juga mengungkapkan bahwa di berbagai kabupaten, organisasi perusahaan media kerap menerima aduan dari narasumber yang menjadi korban pemerasan oleh oknum wartawan gadungan.

"Banyak narasumber yang datang berkonsultasi karena merasa diperas. Mereka dipaksa menukar narasi berita dengan sejumlah uang. Ini sangat mencoreng nama baik profesi wartawan. Satu oknum yang menyimpang, bisa merusak citra seluruh wartawan," ujarnya prihatin.

Untuk itu, ia berharap Dewan Pers dapat lebih memperketat regulasi pendirian media massa agar profesionalisme dan integritas jurnalistik tetap terjaga.

"Semoga ke depan pendirian perusahaan media harus benar-benar selektif, agar profesi wartawan dijalankan oleh mereka yang kompeten dan menjunjung tinggi etika," tambahnya.

Rustandi menegaskan, profesi wartawan merupakan profesi yang “seksi” karena memberikan kemudahan akses informasi. Namun, hal itu justru kerap disalahgunakan oleh pihak yang hanya mengejar keuntungan pribadi.

"Profesi ini memang punya daya tarik. Tapi yang mengecewakan, ada yang hanya ingin menyandang predikat wartawan tanpa mau belajar menulis, tanpa etika. Mereka malah memanfaatkan kartu pers untuk gagah-gagahan dan menakut-nakuti," tegasnya.

Menutup pernyataannya, A. Rustandi mengingatkan bahwa menjadi wartawan sejati tidak cukup hanya dengan kemampuan teknis. Diperlukan pula keluhuran budi, integritas, dan dedikasi untuk menyuarakan kebenaran bagi kepentingan publik. ***