Diserang Harimau Saat Semprot Gulma, Pekerja Akasia di Pelalawan Alami Luka Serius

Jumat, 01 Agustus 2025 - 18:55:35 WIB

Riausindo, PELALAWAN — Seorang pekerja perawatan akasia PT Arara Abadi nyaris kehilangan nyawa setelah diserang seekor harimau di kawasan konsesi perusahaan, tepatnya di Petak 178 Kanal 9, Distrik Merawang, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan. Peristiwa terjadi pada Jumat pagi, 1 Agustus 2025, sekitar pukul 09.00 WIB.

Korban bernama Abdul Susanto, yang saat itu tengah menyemprot gulma di area kerja kontraktor TCE (Teo Charles Eliezer), tiba-tiba diterkam harimau Sumatera. Serangan mendadak tersebut disaksikan oleh dua rekannya, Ridwan Firdaus dan Ujang, yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian, sekitar 10 meter.

“Saya dengar teriakan minta tolong dan suara raungan harimau. Begitu saya lihat, ternyata harimau sudah menyerang Abdul. Kami langsung berteriak dan berusaha menghalau harimau, lalu saya gendong Abdul mundur sejauh 300 meter ke arah kanal,” ungkap Ridwan Firdaus, warga asal Desa Dantar, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Korban yang mengalami luka serius kemudian dievakuasi menggunakan ketinting menuju Klinik Distrik Merawang untuk mendapatkan pertolongan pertama dari petugas medis, Util Azmi. Sekitar pukul 10.30 WIB, Abdul dirujuk ke Puskesmas Teluk Meranti. Karena kondisinya memburuk, korban kembali dirujuk ke RSUD Selasih Pelalawan pada sore hari untuk penanganan lebih lanjut.

Berdasarkan laporan dari pihak medis, korban mengalami sejumlah luka serius, di antaranya:

Luka robek di kepala kiri (8 cm x 4 cm) disertai krepitasi,

Luka robek pada pelipis kanan (3 cm x 3 cm),

Luka robek di leher (5 cm x 1 cm),

Patah pada lengan kanan bagian atas,

Luka di bahu kanan serta sejumlah bagian tubuh lainnya.

Kapolres Pelalawan AKBP John Louis Letedara, S.I.K melalui Kapolsek Teluk Meranti Ipda Bobby Even, S.H., M.H, membenarkan insiden tersebut. Ia menyatakan bahwa korban masih dalam kondisi sadar dan stabil meskipun luka-lukanya cukup parah.

“Lokasi kejadian diketahui merupakan kawasan yang sering menjadi jalur perlintasan harimau Sumatera. Kami bersama perusahaan dan instansi terkait sedang mengevaluasi tingkat risiko konflik satwa liar di wilayah ini,” kata Ipda Bobby.

Kepala Desa Pulau Muda, Andika, juga membenarkan kejadian tersebut. Ia menyampaikan apresiasi atas tindakan cepat rekan-rekan korban yang berhasil menyelamatkan nyawanya. Saat ini, pihak perusahaan dan pemerintah setempat sedang berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut dan menyusun strategi mitigasi agar kejadian serupa tidak terulang.*** SGI