Anugerah Adat dari LAM Riau Untuk Kapolri, Simbol Amanah dan Semangat Pelayanan Polri

Pekanbaru,(Riausindo.com) — Dalam balutan budaya yang kental dan suasana kebersamaan yang hangat, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si. menerima "Anugerah Adat Ingatan Budi" dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau.
Acara yang berlangsung di Rumah Adat Melayu pada Sabtu (12/7/2025) ini menjadi momentum bersejarah, bukan hanya sebagai bentuk penghormatan, tetapi juga simbol pengingat akan tanggung jawab luhur dalam mengabdi kepada bangsa dan negara.
"Rambutan di bawah memakai pedati, izinkan saya memulai sambutan ini dengan harapan semoga berkenan di hati," ujar Kapolri mengawali pidatonya dengan pantun pembuka khas Melayu.
Dalam sambutannya, Kapolri menyampaikan rasa terima kasih dan penghormatan setinggi-tingginya kepada seluruh keluarga besar LAM Riau, para alim ulama, kaum cerdik pandai, panitia, serta seluruh masyarakat Melayu Riau atas penganugerahan adat yang penuh makna ini.
"Anugerah ini tidak sekadar simbol. Ia adalah pesan moral, tanggung jawab, dan harapan yang meneguhkan semangat kami di Polri untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. "Ingatan Budi" menjadi pengingat bahwa setiap langkah pengabdian haruslah berakar dari nilai luhur, ketulusan, dan niat yang baik. Itulah warisan yang ingin kami bawa, pengabdian yang membekas dalam hati rakyat," tutur Kapolri.
Jenderal Sigit juga mengapresiasi peran besar LAM Riau yang sejak berdiri pada 6 Juni 1970, terus konsisten menjaga dan merawat warisan budaya Melayu. Lembaga ini bukan hanya pelindung nilai-nilai adat, tetapi juga penuntun arah bangsa dalam menghadapi tantangan zaman yang kian kompleks: dari konflik geopolitik global, perubahan iklim, hingga arus teknologi yang cepat.
"Kita dihadapkan pada tantangan besar. Namun, dengan kolaborasi, gotong royong, dan persatuan yang kokoh, kita bisa melewatinya bersama. Mari kita terus bergandeng tangan menyukseskan seluruh program strategis pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045," ujar Kapolri dengan penuh optimisme.
Kapolri juga menyampaikan pesan Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, bahwa keberagaman Indonesia adalah kekuatan. Bukan pemisah, tetapi perekat. Dari Sabang sampai Merauke, dari budaya hingga agama, semuanya membentuk satu bangsa besar yang rindu hidup rukun sebagai satu keluarga besar Indonesia.
Di akhir sambutannya, Kapolri berharap momen ini menjadi jembatan penguat kolaborasi antara Polri dan masyarakat adat Melayu Riau. “Kami butuh dukungan semua pihak, termasuk tokoh adat dan masyarakat Melayu, untuk menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban. Mari kita satukan langkah demi negeri yang berjaya.”
Dengan pantun penutup yang sarat makna, Kapolri mengakhiri sambutannya:
"Pergi merayap ke tanah Kuantan, bersua dengan telaga kebaikan. Riau akan jadi ingatan, takkan lapuk ditelan zaman."
Penghargaan adat ini bukan hanya sebuah seremoni. Ia adalah pengikat nilai dan amanah. Momentum ini menegaskan bahwa budaya dan keamanan bukan dua hal yang terpisah, melainkan satu kesatuan dalam membangun peradaban yang adil, damai, dan bermartabat.
( Ocu Ad )